Artikel

Penguatan Pendidikan Karakter dan Pembelajaran Abad 21

INTISARI: Pendidikan karakter merupakan suatu keniscayaan dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi pada saat ini. Pendidikan karakter adalah gerakan nasional dalam menciptakan sekolah untuk mengembangkan peserta didik agar memiliki etika, tanggung jawab, dan kepedulian, dengan menerapkan dan mengajarkan karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal. Pendidikan karakter adalah usaha yang disengaja, bersifat proaktif, dan dilakukan oleh sekolah dan pemerintah untuk menanamkan nilai-nilai inti dalam etika, seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, serta penghargaan terhadap orang lain. Sekolah, dengan demikian, harus mampu mengembangkan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran, habituasi, kegiatan ekstrakurikuler, serta harus pula bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan karakter. Artikel ini, dengan menggunakan metode kualitatif dan penjelasan yang analisis-deskriptif, mencoba mengkaji tentang bagaimana penguatan pendidikan karakter di Indonesia dan kaitannya dengan konteks pembelajaran abad 21. Hasil kajian menunjukan bahwa model pembelajaran abad 21 meliputi: pertama, pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber, bukan diberitahu. Kedua, pembelajaran diarahkan agar mampu merumuskan masalah atau menanya, bukan hanya menyelesaikan masalah atau menjawab. Ketiga, pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis, seperti dalam kasus proses pengambilan keputusanbukan berfikir mekanistis dan rutin. Keempat, pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

KATA KUNCI: Proses Penguatan; Pendidikan Karakter; Pembelajaran Abad 21; Kualitas Sumber Daya Manusia; Bangsa Indonesia. 

ABSTRACT: “Strengthening the Character Education and Learning for 21st Century”. Character education is a necessity in facing the challenge of globalization at this time. Character education is a national movement in creating schools to develop learners to have ethics, responsibility, and caring, by applying and teaching good character through an emphasis on universal values. Character education is a deliberate, proactive, and done effort by schools and government to instill core values in ethics, such as caring, honesty, fairness, responsibility, and respect for others. Schools, therefore, should be able to develop character education through learning, habituation, extra-curricular activities, and should also work with families and communities in developing character education. This article, using qualitative methods and descriptive-analytical explanations, attempts to examine how the strengthening of character education in Indonesia and its relation to the context of learning in the 21st century. The results of the study show that the 21st century learning model includes: first, learning is directed to encourage learners to find out from various sources, not being told. Second, learning is directed to be able to formulate problems or ask questions, not just solve problems or answer. Third, learning is directed to train analytical thinking, as in the case of decision-making processes, rather than mechanistic and routine thinking. Fourth, learning emphasizes the importance of cooperation and collaboration in solving problems.

KEY WORD: Strengthening Process; Character Building; 21st Century Learning; Quality of Human Resources; Indonesian Nation.

About the Author: Prof. Dr. Endang Komara adalah Guru Besar dalam Bidang Sosiologi Pendidikan di KOPERTIS (Koordinator Perguruan Tinggi Swasta) Wilayah IV, yang Diperbantukan pada STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Pasundan, Cimahi, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademik.

 

Berhasilkah Pendidikan Kita?

Pendidikan merupakan sebuah usaha atau proses yang melibatkan peserta didik dan pengajar dalam suatu waktu dengan tujuan mencapai manusia yang bermartabat. Di Indonesia, pendidikan diatur dalam peraturan yang mewajibkan setiap warganya menempuh pendidikan. Meski sudah diatur dalam susunan peraturan yang jelas, sudahkah pendidikan kita mencapai tujuannya? Suatu pendidikan dapat dikatakan berhasil atau tidak tergantung pada hasil dari pendidikan itu sendiri. Apakah anak yang menempuh pendidikan terlihat lebih atau tidak dapat menjadi tolak ukur suatu keberhasilan pendidikan itu sendiri. Seringkali kita temui orang yang menganggap nilai dari hasil belajar merupakan hasil dari pendidikan, padahal itu salah besar. Hakikat pendidikan bukanlah angka, tapi proses. Bagaimana seseorang terbentuk menjadi manusia yang semestinya adalah inti dari pendidikan. Jadi mari kita lihat dunia pendidikan kita. Apakah anak-anak yang setiap hari sekolah itu menjadi manusia yang lebih baik? Apakah dunia pendidikan kita sudah jauh dari kata money oriented? Jika belum, tampaknya pendidikan kita masih jauh dari kata berhasil.

 

Manfaat dan Pengaruh Mendengarkan Musik Saat Belajar

Musik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Di ruang publik, hampir setiap saat selalu ada musik yang diputar. Selain untuk tujuan hiburan, mendengarkan musik juga memiliki beberapa manfaat lain, misalnya untuk mengatur mood seseorang hingga membuat orang menjadi fokus dan rileks. 

Semakin banyak siswa yang mendengarkan musik saat pergi ke perpustakaan dan di rumah. Tetapi apakah  manfaat mendengarkan musik saat belajar itu benar-benar terbukti? 

Memang ada penelitian seputar musik klasik untuk kecerdasan yang dinamakan dengan “efek mozart” yaitu sebuah gagasan bahwa mendengarkan Mozart membuat Anda “lebih pintar”. Hal ini didasarkan pada penelitian yang menemukan bahwa mendengarkan musik klasik yang kompleks, seperti Mozart, dapat meningkatkan skor tes. Menurut peneliti, hal ini didasarkan pada kemampuan musik untuk merangsang bagian pikiran kita yang berperan dalam kemampuan matematika.

Namun, penelitian lebih lanjut membantah teori efek Mozart: Penelitian ini menyebut jika hal itu tidak benar-benar ada hubungannya dengan matematika. Akan tetapi, memang musik membuat kita dalam suasana hati yang lebih baik.

Selain membuat suasana hati lebih baik, masih banyak manfaat mendengarkan musik untuk belajar. Beberapa di antaranya adalah;

  • Musik yang menenangkan dan membuat rileks dapat membantu siswa untuk mengalahkan stres atau kecemasan saat belajar.
  • Musik instrumental dapat meningkatkan fokus pada tugas dengan memberikan motivasi dan meningkatkan suasana hati. Apabila belajar dalam waktu yang lama, musik dapat meningkatkan daya tahan siswa. 
  • Dalam beberapa kasus, siswa merasa  musik dapat membantu mereka dalam menghafal, kemungkinan dengan menciptakan suasana hati yang positif, yang secara tidak langsung meningkatkan pembentukan memori.

Pada akhirnya, pengaruh musik saat belajar tergantung pada siswa dan gaya belajar mereka. Jika siswa mudah terganggu, siswa kemungkinan besar harus menghindari musik sehingga mereka dapat tetap fokus. Sebaliknya, siswa yang terbiasa sebagai seorang multi-tasker mungkin merasa bahwa musik membantu mereka untuk berkonsentrasi dengan lebih baik.